Jakarta, Interpolpost.com – Emil Elestianto Dardak merupakan nama terkuat untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024. Namun, pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) justru menilai Emil sangat layak untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Pengamat Politik Unair Hari menyebut Emil Dardak memiliki skill yang ‘menyala’ untuk memimpin Jakarta. Dosen Ilmu Politik FISIP Unair ini menyebut, banyak skill ‘menyala’ Emil Dardak yang tidak bisa ia tunjukkan selama menjabat sebagai wakil gubernur Jatim 2018-2023.
Ini berbeda ketika Emil memimpin Trenggalek. Saat jadi bupati di Trenggalek, skill ‘menyala’ Emil sangat kentara.
“Skill ‘menyala’ Emil itu secara instan bisa membawa Trenggalek maju dan berkembang. Jejak digital itu (kemajuan Trenggalek selama dipimpin Emil) masih bisa ditelusuri sampai sekarang,” kata Hari, Minggu (28/4/2024).
Hari menilai, situasi politik menjelang Pilkada serentak 2024 memang sangat dinamis. Saat ini menurut beberapa lembaga survei, Emil merupakan calon terkuat untuk kembali mendampingi Khofifah di Jatim.
“Tapi ada isu Emil jadi salah satu calon menteri kabinet Prabowo-Gibran. Namanya juga sering muncul sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ),” tambah Hari.
Menurut Hari, peluang Emil untuk jadi gubernur Jatim kecil. Mustahil untuk melawan Khofifah.
“Karena salah satu skill ‘menyala’ Emil dalam karakteristik personalnya yaitu lembah manah lan andap asor, yang dalam filosofi Jawa bisa diartikan rendah hati dan sopan santun. Di sini Emil tentu tidak ingin dianggap su ul adab terhadap Khofifah, artinya ini bukan lagi persaingan dalam konteks elektoral, akan tetapi pada etika. tegasnya.
Lalu bagaimana dengan peluang Emil di Pilkada DKI Jakarta 2024? Hari menyebut bahwa secara elektoral, jika dibandingkan dengan nama-nama lain yang berembus sekarang, Emil punya peluang yang sama.
Sejumlah nama yang dikaitkan dengan Pilkada DKI antara lain Ridwan Kamil, Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, hingga Basuki Hadimuljono.
“Memang kalau bicara survei, Emil Dardak belum masuk top 3 (Pilkada DKI), berbeda dengan di Jawa Timur. Tapi ingat, tahun 2017 saat Emil Dardak berkontestasi di Jawa Timur namanya bahkan jarang masuk dalam bursa survei cawagub waktu itu, namun bisa menjadi penentu kemenangan Khofifah di daerah Matraman Jawa Timur,” katanya.
Kondisi politik di Jatim saat Pilgub 2018 bisa saja terjadi jika Emil maju di Pilkada DKI tahun ini.
“Sederhananya, peluang Emil jadi DKI satu (gubernur) saya rasa juga masih sama dengan bacagub lainnnya,” ungkap Hari.
Hari menjabarkan, skil-skil ‘menyala’ Emil ini tidak hanya pada karakteristik personalnya. Ada pula kemampuan teknokratiknya dan kenegarawanan. Hal itu, kata Hari, sangat dibutuhkan untuk bisa memimpin Jakarta.
“Skill teknokratiknya ini bisa tetap menjaga Jakarta, walaupun tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara. Pengalamannya di bidang ekonomi dan pembangunan infrastruktur bisa menjadi modal, sederhananya skill ‘menyala’ Emil Dardak memiliki Chemsitry di Jakarta,” pungkasnya.